Sabtu, 21 April 2018

Bandara Internasional Pattimura

Bandara Internasional Pattimura (IATA:AMQ,ICAO:WAPP)adalah Bandara Internasional yang terletak di Kota Ambon, Provinsi Maluku.Indonesia. Bandara ini juga melayani kedatangan dalam negeri dengan luas landasan 2.500 m² dan luar negeri dengan luas landasan 400 m2. Bandara ini berjarak 38 kilometer dari kota Ambon. Pada bandara ini terdapat fasilitas imigrasi, karantina, bea cukai, gedung kargo, restoran, telepon umum dan kantor pos. Bandar Udara Internasional Pattimura Ambon yang terdapat pada salah satu pulau di kepulauan Maluku merupakan daerah yang sangat strategis. Kepulauan Maluku mempunyai banyak pulau yang terbagi dalam 2 (dua) Provinsi yaitu Maluku Utara dengan ibu kota Ternate dan Maluku dengan ibu kota Ambon.
Bandar Udara Internasional Pattimura Ambon berada di pulau Ambon Provinsi Maluku terletak pada posisi koordinat 03° 42’ 25’’ S dan 128° 05’ 23’’ T yang dikelilingi oleh lautan disebelah Utara laut Seram, Selatan laut Banda dan Timur laut Arafura. Bandar Udara Pattimura yang dahulu bernama Lapangan Terbang Laha Ambon dibangun pada tahun 1939 oleh Pemerintah Penjajah Belanda. Pada tahun 1942 Lapangan Terbang Laha dikuasai oleh pendudukan Jepang untuk melawan pasukan Sekutu dalam Perang Dunia II. setelah kemerdekaan RI tahun 1945 Lapangan Terbang Laha dikuasai oleh Pemerintah Republik Indonesia.
Tahun 1975 berdasarkan surat keputusan bersama Menhankam/Pangab, Menteri Perhubungan dan Menteri Keuangan. Pelabuhan Udara Pattimura ditetapkan sebagai Lapangan terbang sipil dan sepenuhnya dikuasai oleh Departemen Perhubungan. Sejak tahun 1975 Pelabuhan Udara Pattimura telah didarati pesawat asing Air North dari Darwin sampai tahun 1998. Pada tanggal 11 Oktober 1995 Pengelolaan bandar udara Pattimura Ambon dialihkan sepenuhnya kepada PT. Angkasa Pura I (Persero) dan berstatus sebagai bandar Udara Kelas I. Pada tanggal 3 Maret 2004 Proyek Pengembangan Bandar Udara Internasional Pattimura diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia.
Memiliki 1 buah runway dengan nomor 04/22,dengan panjang 2500*45 M,dengan PCN:068FCXT,dengan permukaan aspal.koordinat bandara 03'42'36.95"S 128'05'20.89'E,elevasi bandara 10M.

Freq komunikasi:
Tower :122.2  APP:121.0  ATIS:125.4

NAVAIDS yg tersedia :
VOR-DME: ID PMA channel 083x,FREQ 113.6
NDB:ID OH freq 340

sumber(http://worldaerodata.com/wad.cgi?id=ID75817&sch=WAPP)

Bandar Udara Internasional Frans Kaisiepo

Bandar Udara Internasional Frans Kaisiepo adalah Bandar Udara Internasional yang terletak di Biak,Kabupaten Biak Numfor.Papua. Bandara ini menjadi pusat penerbangan pada masa penjajahana Belnda di Indonesia dan pada masa pembebasan Irian Barat.
Landasan pacu yang digunakan masih digunakan saat ini merupakan peninggalan Belanda yang dibangun pada masa PD II. Saat ini, bandar udara ini dikelola oleh PT AP I.

Maskapai dan tujuan:
Garuda Indonesia :Jayapura,Makassar,Timika,Nabire.
Lion:Makassar,Surabaya .
Sriwajaya: Jayapura,Makassar.
Susi AIr:Manokwari,Nabire,Serui.
Trigana Air :Jayapura,Serui.

Bandara ini memiliki 1buah runway dengan nomor 11/29,panjang 3571*46 M,permukaan aspal dengan PCN 081FBXU,
Freq komunikasi:
Tower :118.1  APP:121.2 119.3  ATIS:126.5

Navaids yg tesedia :
VOR-DME :ID BIK channel 072X,dengan freq 112.5
NDB: ID ZM freq 230

Bandar Udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman

Bandar Udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (IATA: BPN,ICAO: WALL) adalah bandar udara yang melayani penerbangan untuk Kota Balikpapan.Kalimantan Timur. Bandar udara ini dioperasikan oleh PT AP I dan dibuka pada tanggal 6 Agustus 1997. Bandara ini memiliki luas 300 hektar dan merupakan bandar udara ke-4 terbesar dari 13 bandara yang dikelola PT AP I. Rencana pengembangan pada lahan-lahan yang tersedia di sekitar bandara ini terus dilaksanakan, antara lain hotel transit meeting room, restoran dan mini market.
Dengan lokasi bandar udara di tengah permukiman padat penduduk, pendaratan di bandar udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman cukup menegangkan bagi penumpang maupun pilot. Bandar Udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman dituntut warga Sepinggan dan DPRD Balikpapan karena tingkat kebisingan yang tinggi. Studi Universitas Indonesia menyatakan kebisingan Bandar Udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman, mengakibatkan 9% penduduk Sepinggan dan Gunung Bahagia menderita ketulian dan sulit berkomunikasi. Mayoritas mengalami sulit tidur, berkomunikasi dan pendengaran. Seluruh responden warga Sepinggan dan Gunung Bahagia merasa terganggu dan tidak nyaman.studi Institut Teknologi Sepuluh November  juga menegaskan, kebisingan bandar udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman sudah kelewat batas (bertentangan dengan Peraturan Pemerintah 40/2012) serta merugikan penduduk Balikpapan di wilayah Sepinggan, Balikpapan Selatan karena kawasan pemukiman penduduk menjadi tidak layak ditinggali dalam jangka pendek maupun panjang.

Freq yg dipakai:
Tower :118.1 118.7   APP:120.4 121.1  ATIS:127.6

Bandara ini mempunyai satu(1) runway dengan nomor 07/25,dengan panjang 2494*45 m,permukaan aspal, dengan PCN 061FCXT.Eleevasi bandara 12ft(4m),dengan koordina:01'16'05.78"S 116'53'40.12"E.

Navaids yg tersedia :
VOR-DME: ID BPN cHANNEL 119x denganfreq 117.2 jarak dari darat 3.1NM
NDB:ID OL dengan freq 365,jarak dari darat 1.4 NM


BANDAR UDARA INTERNASIONAL HALIM PERDANAKUSUMA

Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma Halim Perdanakusuma International Airport) (IATAHLP, ICAOWIHH) adalah sebuah bandar udara di Jakarta.Indonesia. Bandar udara ini juga digunakan sebagai markas komando Operasi Angkatan Udara (Koops AU I) TNI-AU. Sebelumnya bandar udara ini bernama Lapangan Terbang Cililitan. Bandara Halim Perdanakusuma beroperasi sementara menjadi bandara komersial mulai tanggal 10 Januari 2014 untuk mengalihkan penerbangan dari Bandar Udara Soekarno Hatta yang dinilai telah penuh sesak

Bandar udara Halim Perdanakusuma mempunyai 1 runway denganpanjang runway 3000*45 m dengan nomor 06/24 ,PCN:086FCXT .,elevasi26m,bandaraini dikelola oleh PT AP II dan digunakan untuk penerbangan sipil,pendidikan penerbangan,Kepresidenan,privat,kargo,militer .Koordinat bandara 6°16'00"S 106°53'28"E(http://gc.kls2.com/airport/HLP)

Freq komunikasi yg dipakai:
Tower:118.3   Jakarta Director:119.7 120.0 ATIS 128.8   Jakarta APP:119.75 127.95 127.9

Navaids yg dipakai :
VOR-DME:ID HLM,channel 080X FREQ 113.3
NDB:ID AL freq 125.

Jumat, 20 April 2018

Bandar Udara Domine Eduard Osok

Bandar Udara Domine Eduard Osok (dikenal juga sebagai Bandar Udara Sorong) adalah bandar udara yang berada di kota Sorong apua Barat (IATASOQ, ICAOWASS). Bandara ini merupakan salah satu bandar udara terbesar dan tersibuk di Semnanjung,Kepala Burung. Saat ini memiliki panjang landasan pacu berukuran panjang 2105 meter dan lebar 45 meter yang dioptimalisasi agar dapat didarati pesawat berjenis Airbus A320 dan Boeing 737NG. Peningkatan fisik bandar udara ini terus dilakukan terutama semenjak dilaksanakannya kegiatan berskala internasional sail Raja AMPAT 2014 yang dihadiri oleh Presiden SBY di Kabupaten Raja Ampat. Direncanakan akan dilakukan perpanjangan landasan pacu lagi hingga 2500 meter. Dan kini Bandar Udara Domine Eduard Osok telah memiliki gedung terminal baru, dan statusnya telah dinaikan dari Kelas III menjadi kelas I (Utama). Dan Bandara ini akan terus direnovasi dan dikembangkan agar menjadi pintu gerbang udara terbesar di Papua, sesuai dengan program Kota Sorong. Yaitu, Smart City.

Bandara ini mempunyai panjang landasan 1650*30 m,dengan nomor runway 04/22,permukaan aspal,PCN019FBYU,elevasi bandAra 3M,dengan koordinat 00'55'34.89'S 131'07'16.30"E.
frekuensi komunikasi hanya tower dengan frekuensi:122.4

NAVAIDS yg tersedia:
VOR-DME:ID SOG channel 091X,FREQ 114.4
NDB:ID ZO FREQ 389



Bandar Udara Juanda

Bandar Udara Internasional Juanda (kode IATA: SUB, kode ICAO: WARR) adalah bandar udara internasional yang terletak di Kecamatan Sedati,kabupaten Sidoarjo, 20 km sebelah selatan urabaya . Bandara Internasional Juanda dioperasikan oleh PT AP1. Namanya diambil dari Ir. Djuanda Kartawidjaja, Wakil Perdana Mentri (Waperdam) terakhir Indonesia yang telah menyarankan pembangunan bandara ini. Bandara Internasional Juanda adalah bandara tersibuk kedua di Indonesia setelah Bandara Internasional Soekarno-Hatta berdasarkan pergerakan pesawat dan penumpang. Bandara ini melayani rute penerbangan dari dan tujuan Surabaya
Bandara ini memiliki panjang landasan 3000 meter dengan luas terminal sebesar 51.500 m², atau sekitar dua kali lipat dibanding terminal lama yang hanya 28.088 m². Bandara baru ini juga dilengkapi dengan fasilitas lahan parkir seluas 28.900 m² yang mampu menampung lebih dari 3.000 kendaraan. Bandara ini diperkirakan mampu menampung 13 juta hingga 16 juta penumpang per tahun dan 120.000 ton kargo/tahun.
Freq komunikasi :
Tower :118.1 118.3 round:118.9 ATIS 128.2
Jenis Bandra sipil dan miloter,elevasi bandara:07'22'47.29'S 112'47'12.69'E,runway permukaan aspal,panjang runway 3000*45 M PCN 083FDXT.

Navaids yg tersedia :
VOR-DME:ID SBR channel 081X freq 113.4
NDB:ID WR freq 400 Jarak dari darat 4.1 NM

Bandar Udara Internasional Kualanamu

Bandar Udara Internasional Kualanamu ( Kualanamu International Airport) (IATAKNO, ICAOWIMM) adalah sebuah bandar udara internasional yang melayani kota Medan, Sumatera Utara. Bandara ini terletak di Kabupaten Deli Serdang atau 26 km arah timur dari pusat kota Medan. Bandara ini adalah bandara terbesar kedua di Indonesia setelah Soekarno HattaLokasi bandara ini merupakan bekas areal perkebunan PT Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa yang terletak di Beringi,Deli Serdang Pembangunan bandara ini merupakan bagian dari MP31I, untuk menggantikan Bandar Udara Polonia Medan yang telah berusia lebih dari 85 tahun. Bandara Kualanamu diharapkan dapat menjadi bandara pangkalan transit internasional untuk kawasan Simatra dan sekitarnya. Bandara ini mulai beroperasi sejak 25 juli 2013 meskipun ada fasilitas yang belum sepenuhnya selesai dikerjakan.

Freq radio di bandar Udara Internasional Kualanamu:
Tower 118.1   ATIS:126.8  APP:119.7

Jenis Bandara adalah sipil dan juga Militer,mempunyai elevasi 03'33'29.00"N 098'40'18.20'E".Panjang landasan 2900*45 m,nmor runway05/23,permukaan aspal,dengaPCN 071FCXT. 

NAVAIDS yg tersedia :
VOR-DME ,ID MDN,channel 077X,freq 113,jaakri darat 5.0 nm.
NDB,ID ON freq 375.

I GUSTI NGURAH RAI INTERNATIONAL AIRPORT

Bandar Udara Internasional Ngurah Rai(IATA:DPS,ICAO:WADD),merupakan bandara utama di Bali,berlokasi di 13km seltan dari Denpasar,Ngurah Rai merupakan bandara tersibuk ke-2 setelah Soekarno Hatta,pada awal 2017 Ngurah Rai melayani penumpang 10,156,686,mempunyai kategori 9,dan mampu melayani pesawat sekelas A380.
Ngurah Rai juga pernah mendapatka penghargaan dunia 3 bandra terbaik dengan melayani penumpang 15-25 juta penumpang pada tahun 2016 .

Freq radio di bandar udara Ngurah Rai :
Ngurah Tower :118.1,118.5.   Ngurah graound:118.9   ATIS:126.2   

Jenis bandara adalah publik/umum,pemilik pemerintah,elevasi banadar 14ft/4 m,koordinat :08'44.53'41' S,115'10'01.82 E,panjang landan 2984*45 m,stuktur aspal dengan PCN083FCXT,beroperasi 24 jam sengan nomor 09/27.

NAVAIDS tersedia :
VOR-DME,ID BLI channel 109X,freq 116.2.
NDB,ID OR freq 230.

Bandar Udara Sentani-Jayapura

Bandar Udara Internasional Sentani (IATA: DJJ, ICAO: WAJJ) bandara yang sebelumnya merupakan Bandara Kelas 1. Khusus ini adalah bandara yang terletak di kota Sentani  Kabupaten Jayapura. Berjarak kurang lebih 40 km dari pusat Kota Jayapura. Merupakan bandara terbesar di Papua dan hub utama untuk menuju wilayah pedalaman Papua.
Frekuensi radio di Bandar Udara Internasional Sentani :
   Tower:118.1  ATIS:128.8  APP:119.1 
Di Sentani juga mempunyai penerbangan Internasional dengan tujuan ke Papua Nugini yaitu maskapai Airlines PNG tujuan ke Mount Hagen.
Jenisbandar Udara sentani adalah publik,pemiliknya adalah Pemerintah Jayapura,mempunyai ketinggian(elevasi) sekitar 289 ft(88 M),dengan koordinat bandara 02'34'37' LU 140'30'58' BT,panjang landasan 3000m dengan elevasi 9.843ft permukaan aspal,PCN runway 070FCXU .Bandar Udara Sentani beroperasi dari jam 2100-1100Z atau dalam local time 12.00-02.00.
Navaids yg tersedia adalah :
VOR-DME dengan nama atau ID JPA channel 109X,freq 116.2,jarak dari darat 1.1 NM.
NDB dengan ID ZN,freq 395,

AIS (AEONATICAL INFORMATION SERVICE )

A. Responsibility od PIC (Pilot in command )
     a)Pilot must be familiar with the regulation andprocedures of all states to be over flown;
     b)No flight may commence unless,facilities,and service available & operational;
     c)-The ability to comply,depend on the existence of a welll organized AIS
        -Adequtely staff withpersonal trained

B. Responsibility of a state
     Each contrcting state shall :
     . Provide and independent AIS .
     . Join service with one or mpre other contrctingstate .
     . Delegate authrity to a non-govermental agency .
     .Each state shall:
     .Ensure that aeronautical onfprmation it provide is adequte,required quality and timely

Where24 hours service not provided,service sahll be available during the whole period of an aircraft in in flight plus a period of at least 2 hours beore and after suhperiod
The service shall also be avaolable at suchother time as may be requested

C. Responsibilty of AIS :
     To receive,originatem,collate/assemnbleedit,format,publish & store and distribute:
     aeronautical informatio/data,concerning tje entire the teritory of the sate as well as areas in which       the state is responsible for air tradiic service outsideits teritory .

PRE-FLIGHT AND POST-FLIGHT INFORMATION DATA

Pre-flight information
Setiapaerodrome internasionalwajib untuk memberikan informasi aronautika kepada personnel penerbangan teramsuk crewdan FOO yaitu disebut  dengan pre-flight information,dan dasara dari informasi  tersebut adalah:
a)Elemen-elemen yg dalam integrated aeronautical information package;
b)maps dan charts.

Tambhan infprmasi yg masi berlaku pada bandara keberangkatan yaitu yg berisikan antara lain:
a)Konstruksiatau pekerjaan perawatan yg terjadi disekitarv manouverinf area;
b)Bagian yg kasar pada manouevering area,diberikan tanda atau marka ataupun tidak ada marka;
c)Adanya snow,ice atau air di runway dan taxiways,termasuk adanya efek pada permukaan;
d)Snow drifted or plied on adjacent to runways or taxiways

AERONAUTICAL INFORMASI PUBLICATION (AIP)

AIP adalah satu elemen utama dalam pertukaran informasi data mutahir tentang navigasi penerbangan serta dibuat untuk dipakai dalam penerbangan.AIP merupakan data yg berkesinambungan dan merupakan data dasar yg berlaku lama.
Note:AIP dimaksud diberikan untuk memberikan kepuasan sebagai syarat pertukaran informasi aeronautika secara internasional terhadap peran navigasi penerbnagna yg mutahir.
Note:AIP merupakan sumber dasar dari informasi yg tetap dan perubahan-perubahan yg berlaku lama,

ISI AIP;
AIP harus berisikan 3 bagian,seksion-seksion,sub seksion,secara seragamsesuia dengan pedoman penyimpan data elektronik,serta format disesuaikan dengan apendik 1.
AIP harus dimasukan part 1 - general:
   a)pernyataan autoritas yg bertanggung jawabterhadao faslitas navigasi penerbangan,pelayanan atauprosedurdijyatakan dalam AIP.
   b)kondisi umum pelayanan atau fasilitas yg diperlukan penerbangan internasional .
   c)daftar perbedaan-perbadaan penting antara standar ICAO terhadap peraturan-peraturan nasinal .
   d)pemilihan yg dipilih olehn pemerintah dalam peraturan yg berbeda dengan ICAO standar.

NOTAM 2

Informasi yg tidak perlu di NOTAM kan sebagai berikut :
1.Pekerjaan perawatan rutin di apron dan taviwats dimana tidak menggangu terhadap pergerakan pesawat udara .
2.Pekerjaan runway marking,jika pengoperasian pesawat bisa aman dan menggunakan runway lainnya atau peralatan pekerjaan dapat dipindah sewaktu-waktu jika diperlukan.
3.halangan sementara di daerah aerodrome dan tidak ada efek terhadap keselamatan pengoperasiaan udara;
4.Sebagiaan lampu-lampu aerodrome mati dan tidak mempengharui langsung pengoperasian pesawat udara;
5.Sebagian air-ground communication  ati untuk sementara tetapimasih ada alternatif frekuensi yg sudah umum diketahui dapat digunakan;
6.Keterbatasan tenaga parkir pesawat terbang dan pengawas jalan pesawat terbang di darat;
7.Kerusakan tanda-tanda instruksi laindi daerah aerodrome movement;
8.Terjun payung diluar ruangudara terkontrol dalam keadaan VFR
9.Informasi yg lain yg sifatnya sejenis.

Rabu, 18 April 2018

ATS SAFETY MANAGEMENT

ATS SAFETY MANAGEMENT

States shall ensure that the level of air traffic services (ATS) and communications, navigation and
surveillance, as well as the ATS procedures applicable to the airspace or aerodrome concerned, are appropriate and
adequate for maintaining an acceptable level of safety in the provision of ATS.
The requirements in respect of services, systems and procedures applicable to airspaces and aerodromes
should be established on the basis of a regional air navigation agreement in order to facilitate the harmonization of ATS in
adjacent airspaces.
To ensure that safety in the provision of ATS is maintained, the appropriate ATS authority shall implement
safety management systems (SMS) for the air traffic services under its jurisdiction. Where appropriate, ATS SMS should
be established on the basis of a regional air navigation agreement

AUTHORIZATION OF SPECIAL VFR FLIGHTS ( DOC 4444 )

 AUTHORIZATION OF SPECIAL VFR FLIGHTS
 When traffic conditions permit, special VFR flights may be authorized subject to the approval of the unit
providing approach control service and the provisions of
 Requests for such authorization shall be handled individually.
Separation shall be effected between all IFR flights and special VFR flights in accordance with separation
minima in Chapters 5 and 6 and, when so prescribed by the appropriate ATS authority, between all special VFR flights in
accordance with separation minima prescribed by that authority.
When the ground visibility is not less than 1 500 m, special VFR flights may be authorized to: enter a
control zone for the purpose of landing, take off and depart from a control zone, cross a control zone or operate locally
within a control zone.
 Note.— Requirements for two-way communications between controlled flights and the appropriate air traffic control
unit are contained in Annex 2, 3

PROCEDURES FOR LOW VISIBILITY OPERATIONS

Control of aerodrome surface traffic
in conditions of low visibility
 Note.— These procedures apply whenever conditions are such that all or part of the manoeuvring area cannot be
visually monitored from the control tower. Additional requirements which apply when category II/III approaches are
being conducted are specified in Section .
When there is a requirement for traffic to operate on the manoeuvring area in conditions of visibility
which prevent the aerodrome control tower from applying visual separation between aircraft, and between aircraft and
vehicles, the following shall apply:
 At the intersection of taxiways, an aircraft or vehicle on a taxiway shall not be permitted to hold closer to
the other taxiway than the holding position limit defined by a clearance bar, stop bar or taxiway intersection marking
according to the specifications in Annex 14, Volume I, Chapter 5.
 The longitudinal separation on taxiways shall be as specified for each particular aerodrome by the
appropriate ATS authority. This separation shall take into account the characteristics of the aids available for surveillance
and control of ground traffic, the complexity of the aerodrome layout and the characteristics of the aircraft using the
aerodrome.
 Note.— The Manual of Surface Movement Guidance and Control Systems (SMGCS) (Doc 9476) provides guidance
on surface movement guidance and control components and procedures for low visibility operations.

DEPARTURE SEQUENCE

Departure sequence
Departing aircraft may be expedited by suggesting a take-off direction which is not into the wind. It is the
responsibility of the pilot-in-command of an aircraft to decide between making such a take-off or waiting for take-off in a
preferred direction.
If departures are delayed, the delayed flights shall normally be cleared in an order based on their estimated
time of departure, except that deviation from this order may be made to:
 a) facilitate the maximum number of departures with the least average delay;
 b) accommodate requests by an operator in respect of that operator’s flights to the extent practicable.
 6.3.3.3 Air traffic control units should, when practicable, advise aircraft operators or their designated representatives
when anticipated delays are expected to exceed 30 minutes

STANDARD CLEARANCE FOR DEPARTING AIRCRAFT


GENERAL
The appropriate ATS authority should, wherever possible, establish standardized procedures for transfer of control between
the ATC units concerned, and standard clearances for departing aircraft.
COORDINATION
Where standard clearances for departing aircraft have been agreed to between the units concerned, the
aerodrome control tower will normally issue the appropriate standard clearance without prior coordination with or approval
from the approach control unit or ACC.  Prior coordination of clearances should be required only in the event that a variation to the standard
clearance or the standardized transfer of control procedures is necessary or desirable for operational reasons.
Provision shall be made to ensure that the approach control unit at all times is kept informed of the
sequence in which aircraft will depart as well as the runway to be used.
Provision shall be made to display the designators of assigned SIDs to the aerodrome control tower, the
approach control unit and/or the ACC as applicable.
CONTENTS
Standard clearances for departing aircraft shall contain the following items:
 a) aircraft identification;
 b) clearance limit, normally destination              aerodrome;
 c) designator of the assigned SID, if.                   applicable;
 d) cleared level;
 e) allocated SSR code;
 f) any other necessary instructions or.               information not contained in the SID            description, e.g. instructions relating to
    change of frequency.

(source:DOC4444)

Rabu, 11 April 2018

FLIGHT PLANS(ANNEX 2 )




 Submission of a flight plan

 FPL is Information relative to an intended flight or portion of a flight, to be provided to air traffic services units, shall be in the form of a flight plan.
A flight plan shall be submitted prior to operating:

 a) any flight or portion thereof to be provided with air traffic control service;

                b) any IFR flight within advisory airspace;

c) any flight within or into designated areas, or along designated routes, when so required by the appropriate ATS authority to facilitate the provision of flight information, alerting and search and rescue services;

d) any flight within or into designated areas, or along designated routes, when so required by the appropriate ATS authority to facilitate coordination with appropriate military units or with air traffic services units in adjacent Statesin order to avoid the possible need for interception for the purpose of identification;

 e) any flight across international borders.

CONTROLLED AND UNCONTROLLLED AIRSPACE



Controlled and UnControlled Airspace
Controlled Airspace is airspace of defined dimensions within which ATC services provided.The level of control varies with the different classes of airspace.Controlled airspace ussualy imposes higher weather minimums than are applicable in uncontrolled airspace.
a)      Aerodrome Traffic Zone(ATZ),the airspace with the provision:
1.       Have vertical with the upper limit 4000 Ft(above ground level) and,the lower limit ground/water
2.       Have lateral with 5 NM or the vicinity of aerodreme
b)      Control Zone(CTR),the airspace with the provision:
3.       Have vertical with the upper limit FL 100 and,,the lower limit ground/water
1.       Have a lateral limit adjusted to take into consideration the teleciommunication facilities flight and operational needs
c)       Terminal Control Area(TMA),the airspace with the provision:
2.       Have vertical with the upper limit FL 245 and,,the lower limit FL 100
3.       Have a lateral limit adjusted to take into consideration the teleciommunication facilities flight and operational needs
d)      Control Area(CTA),),the airspace with the provision:
1.        Have vertical with the upper limit FL 600,thr lower limit FL 245
2.       The lateral limit is adjusted to FIR

UnControlled airspace is airspace when ATC service not deened necesassry or cannot provided for partical reason.according to the airspace classes set by ICAO,both class F and class G airspace are uncontolled airspace
a)      Flight Informationn region (FIR)the airspace with the provision :
                                        1.have vertical with the upper limit FL 245 and,the lower limit ground/water
                 2.the lateral  limit adjusted FIR
b)      Aerodrome Flight Information Zone (AFIZ),)the airspace with the provision :
1.       Have vertical with the upper limit 4000 Ft(above ground level) and,the lower limit ground/water
2.       Have lateral with 5 NM or the vicinity of aerodrome

CLASIFICATION AIRSPACE



                CLASIFICATION AIRSPACE


Class    A                 : for IFR Only (Positive Control Area/PCA)
Class    B               : for IFR and VFR flight, all flight are provided with ATC service and separated from   each other (Terminal Control Area/TCA)
Class    C               :               for IFR and VFR flight, all flight are provided with ATC service, IFR flight are           separated from IFR and VFR flight, VFR flight are separated from IFR but receive traffic information in respect of other VFR flight (Airport Radar Service Area/ARSA)
Class    D               :               for IFR and VFR flight, all flight are provided with ATC service, IFR flight are separated from IFR and receive traffic information in respect of VFR flight, VFR flights are receive traffic information in respect of all other flight (Airport Traffic Areas/ATA and Control Zone/CZ)
Class    E                :               for IFR and VFR flight, IFR flight are provided with ATC service and separated from other IFR flight, all flight receive traffic information as far as practicable (Control Air Space)
Class      F              :               for IFR and VFR flight, all participating IFR flight receive an air traffic advisory service, and all flight receive traffic information service if requested
Class     G              :               for IFR and VFR flight, and all flight receive traffic information service if requested. (Uncontrol airservice)

Featured Post

UNSURYA X IAS Air Traffic Controllers Batch 1

Calon skykeeper indonesia Kami adalah mahasiswa yg kebetulan berseragam,berjumlah 21 orang,dengan beda suku dan agama, suka duka kami...